pengenalan ajaran ilmu ekonomi Austria sebagai aliran heterodoks
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para pemikir dan orang-orang kreatif dalam sejarah manusia
biasanya memiliki pemahaman yang luas dalam berbagai disiplin ilmu. Macam-macam
disiplin ilmu itu membantu mereka mempelajari dunia melalui berbagai sudut pandang.
Dengan segala sejarah dan keterkaitan eratnya dengan politik dan pemerintahan,
ilmu ekonomi membuktikan bahwa dirinya pantas untuk dipelajari oleh orang-orang
di seluruh dunia.[1]
Ilmu ekonomi yang paling dijadikan pedoman oleh para ekonom
di dunia adalah aliran neoklasik dan keynessian, yang biasa disebut aliran
ortodoks, atau aliran mainstream. Aliran-aliran yang lebih tidak populer biasa
disebut sebagai aliran heterodoks. Dalam aliran heterodoks terdapat
bermacam-macam pandangan disiplin ilmu ekonomi, namun satu hal yang cenderung
mereka sepakati adalah sikap penolakan yang kritis terhadap ilmu ekonomi
mainstream. Salah satu aliran heterodoks yang menarik perhatian saya adalah
disiplin ilmu ekonomi Austria(untuk selanjutnya dalam makalah ini akan disebut
dengan ajaran Austria).
Ekonomi bukanlah sains yang pasti, ekonomi adalah sains yang
penuh kabut, jadi tidak ada kebenaran mutlak dalam aliran-aliran pemikirannya.
Para ekonom tidak bisa membuktikan bahwa pemahaman-pemahaman dan hukum-hukumnya
benar melalui riset laboratorium seperti layaknya fisikawan. Oleh karena itu,
sangat baik untuk pelajar dalam mencoba memahami lebih jauh, apalagi dari sudut
pandang yang tidak begitu populer. Melalui makalah tinjauan umum disiplin ilmu
ekonomi Austria ini, penulis mengajak pembaca melihat dan memahami ekonomi dari
sisi lain.
B. Tujuan Penulisan
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang ekonomi.
2. Memperkenalkan aliran heterodoks.
3. Memperkenalkan ajaran Austria.
C. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah
1. Apa perbedaan ekonomi mainstream dengan heterodoks?
2. Apa keunggulan ajaran Austria?
D. Metode Pengumpulan Data
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mainstream dan Heterodoks.
1. Ekonomi mainstream[2]
Istilah ekonomi mainstream merupakan rujukan terhadap
ajaran-ajaran ortodoks yang populer dan menjadi panutan utama dalam dunia
perekonomian, yang diajarkan secara umum di universitas-universitas dunia.
Ekonomi mainstream ini didominasi oleh sintesis neoklasik, dengan
mengkombinasikan pendekatan-pendekatan Keynes pada makroekonomi dan
metode-metode ekonomi neoklasik pada mikroekonomi. Ciri-ciri ekonomi mainstream
adalah mencakup teori pilihan rasional yang berpendapat bahwa individu akan
berusaha memaksimalkan utilitasnya, juga menggunakan statistik dan model-model
hitungan dalam menunjukkan bagaimana teori-teorinya mengevaluasi
perkembangan-perkembangan dunia perekonomian.
2. Aliran heterodoks[3]
Aliran heterodoks ini merupakan istilah untuk menyebutkan
bermacam-macam aliran yang berasal dari macam-macam pemikiran yang memiliki
sifat penyimpangan atau penolakan terhadap ekonomi mainstream.
Manusia adalah pelaku ekonomi. Manusia memiliki
kebutuhan-kebutuhan. Manusia melakukan produksi. Manusia menciptakan pasar.
Manusia adalah pemeran utama dalam kegiatan perekonomian. Manusia tidak
sepenuhnya rasional. Manusia mempengaruhi dan dipengaruhi bermacam-macam
kebiasaan, rutin, budaya, tradisi, yang tercatat dalam sejarah. Fakta,
nilai-nilai masyarakat, pihak yang berkuasa, dan unsur-unsur kualitatif lainnya
sesungguhnya mempengaruhi manusia sebagai pelaku ekonomi. Teori-teori ekonomi
bisa keliru akibat keragaman ini, maka pendekatan bermacam sudut pandang
dianjurkan.
Ekonomi mainstream cenderung membuang sejarah dari kerangka
analisisnya dan berpedoman kepada perhitungan matematis. Sementara
aliranheterodoks cenderung lebih memperhatikan sejarah dengan lebih serius.
Namun kecenderungan ini bukan berarti aliran heterodoks hanyalah seputar kajian
sejarah saja, melainkan demi menunjukkan bahwa teori-teori ekonomi sesungguhnya
tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial-sejarahnya.
Sistem ekonomi itu sangat kompleks, selalu berubah, dan
sukar diprediksi. Maka model-model kesetimbangan yang berulang kali digunakan
dalam ekonomi mainstream semestinya ditinjau dengan skeptisme. Beberapa ekonom
heterodoks dari ajaran ekologi percaya bahwa, trio suci neoklasik yang terdiri
dari rasionalitas, kerakusan, dan kesetimbangan seharusnya diganti dengan
perilaku bertujuan, kepentingan tercerahkan, dan keberlanjutan.
Teori-teori terkait individu dan teori-teori terkait agregat
memang berguna. Namun, masing-masing tidak bisa dipahami ketika dipisahkan satu
sama lain. Dengan ini, beberapa pendekatan heterodoks menyatakan bahwa
pemisahan makroekonomi dan mikroekonomi dalam ekonomi mainstream merupakan hal
yang tak bermakna. Misalnya, pada ekonom institusionalis, institusi dilihat
sebagai unit dasar analisis yang beroperasi melalui individu. Institusi
beroperasi sekaligus dalam tingkat makro dan mikro. Lain lagi dengan analisis
teori Marxist, yang menggunakan kelas sebagai unit dasar sehingga konsepsi
pemisahan makro mikro tidak lagi ada. Argumen-argumen dari heterodoks
menyatakan bahwa pemisahan makro mikro ini akan mendangkalkan.
Berikut ini merupakan tabel adaptasi dari Knoedler and
Underwood(2003) yang berusaha menunjukkan contoh-contoh utama perbedaan kontras
yang fundamental mainstream dan heterodoks.
Mainstream/Ortodoks Heterodoks
1. Ekonomi adalah kajian pilihan dalam kondisi kelangkaan. 1.Ekonomi merupakan proses sosial dalam
menyediakan kebutuhan orang-orang, bukan sekadar pilihan dan kelangkaan.
2. Pelaku ekonomi dimotivasi oleh pemikiran rasional dalam
memaksimalkaan kepuasannya melalui konsumsi. 2.
Kelangkaan dan keinginan-keinginan orang itu didefinisikan oleh situasi sosial.
3. Ekonomi adalah sains positif yang bebas dari nilai-nilai
dan merupakan pengetahuan objektif. Ekonom berperan dalam analisis sains
positif. 3. Ekonomi tidak bebas
dari nilai-nilai dan ideologi memberi pengaruh cara ekonom dalam melakukan
analisis dan mencari kesimpulan.
4. Sejarah pemikiran ekonomi adalah subyek spesial yang
tidak perlu dalam memahami teori ekonomi jaman sekarang. 4. Sejarah pemikiran ekonomi
sangat kritis dalam menentukan pemahaman terhadap dasar prinsip ekonomi.
5. Individu dipahami dan dikaji sebagai entitas yang
terpisah sebagai unit dasar dalam analisis ekonomi. 5. Individu harus dikaji sebagai makhluk yang
kompleks dan terkait dengan pemahaman operasi ekonomi yang menyeluruh.
6. Perekonomian dan pasar cenderung menemukan keseimbangan.
Keseimbangan menjadi konsep utama dalam ekonomi. 6. Meskipun keseimbangan adalah konsep yang bermanfaat,
perekonomian cenderung tidak menemukan keseimbangan, maka ekonomi harus fokus
kepada proses dinamis dibandingkan dengan keseimbangan.
7. Nilai dan harga dalam
pasar bebas merupakan faktor penting dalam menuju efisiensi pasar.
Apapun yang menggangu nilai pasar bebas, mengurangi efisiensi, dan berujung
kepada beban yang harus ditanggung masyarakat. 7.
Penilaian adalah sebuah proses sosial.
8. Meskipun kebebasan pasar dipercaya sebagai cara ideal
meraih efisiensi dan kesejahteraan sosial, namun banyak terjadi kegagalan pasar
yang memerlukan campur tangan pemerintah.8. Pasar-pasar merupakan institusi
sosial, yang tidak akan pernah mencapai hasil seperti yang diandaikan ekonomi
mainstream. Sementara kegagalan-kegagalan pasar yang disampaikan oleh ekonomi
mainstream, memang merupakan ciri esensial pasar.9. Distribusi harta dan
pendapatan tergantung kepada produk marjinal individu, ditentukan oleh
karakteristik mereka.9. Distribusi terbentuk oleh keanggotaan individu dalam
kelompok-kelompoknya, tergantung kepada ras, kelas, jenis kelamin, dan tingkat
kekuasaan relatif yang dimiliki oleh kelompok-kelompok tersebut pada
masyarakat.10. Alam, yang merupakan sumber dari segala energi, material, dan
tempat penyimpanan dari segala limbah, tidak diperlukan(hanya komplementer)
elemen dalam produksi.10. Kesadaran terhadap ekologi merupakan antar muka
ekonomi dengan ekologi, dengan kesatuan keberlangsungan ekonomi dan prinsip
biofisik, merupakan esensi dalam memahami proses ekonomi.
B. Ajaran Austria Sebagai Salah Satu Ajaran Heterodoks[4]
Apa yang diketahui tentang ajaran ini sekarang, telah
menempuh banyak perubahan melalui berbagai kebijaksanaan generasi ke generasi.
Perubahan menuju perbaikan terus terjadi, namun prinsip utamanya tetap sama.
Carl Menger, seorang ekonom Austria, menerbitkan buku
berjudul, “Principles of Economics” pada tahun 1871. Dia dianggap menjadi
pendiri ajaran Austria, dan bukunya menjadi pilar revolusi teori marjinal.
Dalam bukunya, ia menjelaskan bahwa nilai ekonomi barang dan jasa adalah
subjektif. Lebih lanjutnya, ia menyatakan bahwa, seiring peningkatan jumlah
barang dan jasa, maka nilai subjektif itu akan menurun. Hal ini menjadi
inspirasi dan dasar utama pengembangan konsep diminishing of marginal utility.
Selanjutnya, seorang pemikir hebat lain dari Austria yang
bernama Ludwig von Mises mengaplikasikan teori utilitas marjinal ke dalam buku
terbitannya pada tahun 1912 yang berjudul, “Theory of Money and Credit.”
Pengaplikasian teori itu membantu dalam menjawab pertanyaan: seberapa banyakkah
itu uang yang terlalu banyak? Di sini, jawabannya juga subjektif. Satu dolar di
tangan orang kaya tidak akan menghasilkan pengaruh yang banyak, namun akan
berbeda lagi jika satu dolar itu ada di tangan orang miskin.
Selain Carl Menger dan Ludwig von Mises, juga ada nama-nama
besar lain seperti Eugen von Bohm-Bawerk, Friedrich Hayek, dan lainnya lagi
yang berpartisipasi dalam ajaran Austria. Prinsip-prinsip dasar ajaran Austria
telah memberikan sumbangsih inspirasi ke dalam berbagai isu ekonomi, seperti
yang terkait dengan hukum penawaran permintaan, penyebab inflasi, teori
penciptaan uang, dan operasi pertukaran uang asing. Ajaran Austria cenderung
menyimpang dari pandangan mainstream terkait isu-isu tersebut.
Berikut merupakan sebagian dasar ajaran Austria:
1. Metodologi
Ajaran Austria menggunakan logika berpikir a
priori(seseorang bisa berpikir sendiri tanpa pengaruh dari luar) dalam mencoba
memahami hukum-hukum ekonomi dan penerapan universalnya, ketika ekonomi
mainstream cenderung menggunakan data dan model matematika untuk membuktikan
pendapat mereka secara objektif
2. Penentuan Harga
Ajaran Austria menjunjung tinggi subjektivitas individu
dalam menentukan harga barang, yakni individulah yang menentukan untuk membeli
atau tidak membeli. Sementara ekonomi mainstream bersikukuh bahwa harga
ditentukan oleh ongkos produksi dan keseimbangan permintaan penawaran. Ajaran
Austria menolak pernyataan mainstream itu karena ongkos produksi itu tergantung
dari kelangkaan relatif sumber daya yang tersedia, sementara keseimbangan
permintaan dan penawaran juga tetap tergantung kepada keinginan individu.
3. Penentuan Tingkat Bunga
Ajaran Austria menolak pandangan mainstream bahwa tingkat
bunga ditentukan oleh penawaran permintaan modal. Ajaran Austria bersikukuh
bahwa tingkat bunga ditentukan oleh keputusan individu, yakni terkait
preferensi waktu belanja, “Sekarang atau nanti?”
4. Pengaruh Inflasi
Ajaran Austria percaya bahwa, peningkatan jumlah uang
beredar yang tidak disertai dengan peningkatan produksi barang dan jasa akan
menyebabkan kenaikan harga, namun semua kenaikan harga itu tidak berlangsung
sekaligus. Harga beberapa barang akan meningkat lebih cepat, menyebabkan
ketidakseimbangan harga. Contoh: Saya seorang mekanik masih saja menerima
jumlah pendapatan yang sama, ketika teman saya yang menjadi pedagang telur
menerima kenaikan pendapatan, jadi kemampuan saya membeli telur berkurang
ketika pendapatan saya tetap, saya semakin kesulitan mendapatkan telur,
sementara pedagang telur menjadi beruntung. Itulah inflasi, ketika terjadi
ketidakseimbangan harga, jika semua harga naik sekaligus, tentu tidak akan ada
artinya bagi saya dan pedagang telur.
5. Siklus Bisnis
Ajaran Austria bersikukuh bahwa siklus bisnis disebabkan
oleh gangguan tingkat bunga akibat campur tangan pemerintah yang berupaya
mengontrol uang. Ketidaktepatan alokasi modal akan terjadi jika tingkat bunga
dipaksakan tetap rendah atau tetap tinggi oleh campur tangan pemerintah.
6. Penciptaan Pasar
Ajaran Austria memiliki pandangan bahwa mekanisme pasar
merupakan sebuah proses, bukan sebuah hasil dari desain pemaksaan bentuk.
Orang-orang menciptakan pasar dengan tujuan-tujuan untuk meningkatkan hidup
mereka, bukan dengan kesengajaan desain. Jadi jika ada beberapa orang yang
tidak mengerti mekanisme pasar terdampar dalam sebuah pulau, cepat atau lambat
interaksi mereka akan menyebabkan terbentuknya proses mekanisme pasar.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Aliran heterodoks timbul dari macam-macam pendapat yang
menolak sepenuhnya atau sebagiannya dari apa-apa yang sudah menjadi ajaran
ekonomi mainstream. Pendapat-pendapat itu biasanya berdasarkan
pemikiran-pemikiran yang menghubungkan banyak nilai-nilai lain di luar
keobjektifan matematis ekonomi mainstream. Ajaran Austria sendiri menjadi salah
satu bagian aliran heterodoks yang dengan keras mendukung pandangan-pandangan
yang lebih objektif terhadap elemen-elemen pasar. Ajaran Austria unggul dalam
pemahamannya yang menjunjung tinggi peran individual dalam pasar, dan juga
telah memberikan sumbangsih kepada teori-teori ekonomi secara menyeluruh.
Komentar
Posting Komentar