Pujangga cinta

Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil  Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka  Tengadah padaku, pada bulan merah jambu  Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa


# GADIS PEMINTA-MINTA #
( Oleh : Toto Sudarto Bachtiar)

Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil 

Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka 

Tengadah padaku, pada bulan merah jambu 

Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil 

Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok 

Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan 

Gembira dari kemayaan riang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral 

Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal 

Jiwa begitu murni, terlalu murni 

Untuk bisa membagi dukaku

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil 

Bulan di atas itu, tak ada yang punya Dan kotaku, ah kotaku 

Hidupnya tak lagi punya tanda 





#SAJAK RAJAWALI #

( Oleh : WS Rendra)


sebuah sangkar besi

tidak bisa mengubah rajawali

menjadi seekor burung nuri

rajawali adalah pacar langit

dan di dalam sangkar besi

rajawali merasa pasti

bahwa langit akan selalu menanti



langit tanpa rajawali

adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma

tujuh langit, tujuh rajawali

tujuh cakrawala, tujuh pengembara

rajawali terbang tinggi memasuki sepi

memandang dunia

rajawali di sangkar besi

duduk bertapa

mengolah hidupnya


hidup adalah merjan-merjan kemungkinan

yang terjadi dari keringat matahari

tanpa kemantapan hati rajawali

mata kita hanya melihat matamorgana

rajawali terbang tinggi

membela langit dengan setia

dan ia akan mematuk kedua matamu

wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka





# DI MALIOBORO #

( Oleh : Goenawan Mohammad)


Saya menemukanmu, tersenyum, acuh tak acuh

di sisi Benteng Vriedenburg

Siapa namamu, kataku, dan kau bilang:

Kenapa kau tanyakan itu.


Malam mulai diabaikan waktu.

Di luar, trotoar tertinggal.

Deret gedung bergadang

dan lampu tugur sepanjang malam

seperti jaga untuk seorang baginda

yang sebentar lagi akan mati.

Mataram, katamu, Mataram...

Ingatan-ingatan pun bepercikan

--sekilas terang kemudian hilang-- seakan pijar

di kedai tukang las.



Saya coba pertautkan kembali

potongan-potongan waktu

yang terputus dari landas.

Tapi tak ada yang akan bisa diterangkan, rasanya

Di atas bintang-bintang mabuk oleh belerang,

kepundan seperti sebuah radang,

dan bulan dihirup hilang

kembali oleh Merapi

Trauma, kau bilang

(mungkin juga, "trakhoma?") membutakan kita


Dan esok los-los pasar akan menyebarkan lagi warna permainan kanak

dari kayu: boneka-boneka pengantin

merah-kuning dan rumah-rumah harapan

dalam lilin.

Siapa namamu, tanyaku.

Aku tak punya ingatan untuk itu, sahutmu.






# DOA #

( Oleh : Amir Hamzah )


Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?

dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat naik,

setelah menghalaukan panas terik,

angin malam mengembus lemah, menyejuk

badan , melambung rasa,

menayang fikir, membawa angan ke bawah kursimu.


Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang
 
memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, 

bagai sedap-malam menyirak kelopak.


Aduh kekasihku, isi hatiku dengan katamu,

Penuhi dengan cahayamu, biar bersinar mataku

sendu, biar berbinar gelakku rayu!






# DIBAWA GELOMBANG #
 

( Oleh : Sanusi Pane )

Alun membawa bidukku perlahan

Dalam kesunyian malam waktu

Tidak berpawang tidak berkawan

Entah kemana aku tak tahu


Jauh di atas bintang kemilau

Seperti sudah berabad-abad

Dengan damai mereka meninjau

Kehidupan bumi yang kecil amat


Aku bernyanyi dengan suara

Seperti bisikan angin di daun

Suaraku hilang dalam udara

Dalam laut yang beralun-alun



Alun membawa bidukku perlahan

Dalam kesunyian malam waktu

Tidak berpawang tidak berkawan

Entah kemana aku tak tahu





# DI BAWAH LANGIT MALAM #

( Oleh : Ahmadun Yosi Herfanda )


kucium kening bulan

dalam sentuhan dingin angin malam

ayat-ayat tuhan pun tak pernah bosan

memutar planet-planet dalam keseimbangan

langit yang membentang


menenggelamkanku ke jagat dalam

kutemukan lagi ayat-ayat tuhan

inti segala kekuatan putaran

jagad yang menghampar

membawaku ke singgasana rahasia

pusat segala energi dan cahaya

membebaskan jiwa

dari penjara kefanaannya

kucium lagi kening bulan, engkau pun tersenyum



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bintang untuk sahabat

SUNYI DALAM HENINGNYA MALAM

Dosen tercinta